dipostkan oleh":zulkarnain prihartono'"
Ketahuilah khusyu' adalah buah keimanan dan hasil keyakinan akan keagungan Allah SWT, siapa yang dapat merasakannya nischaya akan khusyu' dalam shalatnya ,maupun diluar shalatnya .Kapan pun dan dimana pun.
Yang menimbulkan khusyu' adalah kesadaran tentang keagungannya , serta tentang kekurangan diri hamba sendiri dalam melaksanakan kewajiban terhadap tuhan.
Kesadaran-kesadaran inilah yang menimbulkan perasaan khusyu' dan hal itu tidak hanya pada saat berlangsungnya shalat saja, karena itu pernah Diriwayatkan bahwa ada seorang yang selama empat puluh tahun tak pernah menengadah ke langit, disebabkan rasa malu dan khusyu' nya terhadap Allah SWT
Dibawah ini adalah beberapa kisah orang yang khusyu dalam shalatnya:
1 RABI BIN KHITSAM
Disebabkan kebiasaannya menunduk dan menahan pandangannya dikira sebagian orang dia itu buta, Selama dua puluh tahun ia sering mengunjungi rumah sahabat nya, yaitu Ibnu Mas'ud . Setiap kali pelayan Ibnu Mas'ud melihatnya ia berkata kepada Ibnu Mas'ud :”Teman anda yang buta telah datang”
Ibnu Mas'ud hanya tertawa mendengar ucapan pelayannya itu ,setiap kali Rabi bin Khitsam mengetuk pintu, si pelayan keluar dan melihat Rabi bin Khitsam sedang menundukan kepala dan hampir memejamkan matanya, karena itu setiap kali melihatnya Ibnu Mas'ud berkata:
"Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk karena patuh"
Sungguh seandainya Rasulullah melihatmu , pasti beliau akan senang sekali.
Pada suatu hari dia berjalan dengan Ibnu Mas'ud di lorong tukang pandai besi. Ketika dilihatnya api berkobar-kobar dengan kuatnya, karena dihembus dengan alat puputan, tiba-tiba ia terjatuh pingsan karena membayangkan api neraka . Ibnu Mas'ud menungguinya sampai tiba waktu shalat , namun ia belum sadar juga,maka diangkatnya di atas punggung menuju rumahnya, ternyata ia terus pingsan selama hampir dua puluh empat jam sehingga ketinggalan lima kali waktu shalat, Ibnu Mas'ud terus menjaganya sambil bergumam “Inilah yang dinamakan takut (khauf) kepada Allah SWT
Ar-Rabi sering mengatakan setiap kali aku memulai shalatku, pasti hatiku risau oleh apa yang kukatakan dan apa yang dikatakan kepadaku
2 AMIR BIN ABDULLAH
Ia dikenal sebagai orang yang khusyu dalam shalatnya, ada kalanya putrinya memainkan rebana di hadapannya tetapi ia sama sekali tidak merasa terganggu. Kaum wanita dari keluarganya sering bercakap-cakap sekhendak hati mereka . Namun ia tak mendengar semua itu.
Pada suatu hari ia ditanya :"Adakah hatimu membisikan sesuatu ketika sedang shalat" ?
Ia menjawab : "Ya aku diingatkan bahwa aku kini sedang berdiri berhadapan dengan allah swt dan juga kelak aku pasti akan menuju akhirat."
Mereka bertanya lagi : "Adakah terlintas dihatimu tentang suatu persoalan dunia seperti yang kita alami." ?
Ia menjawab: "Seandainya tubuhku dicabik-cabik oleh tombak itu lebih aku sukai dari pada aku mengalami hal seperti kalian. “
Diriwayatkan ia sering berkata:" Seandainya tirai ghaib tersingkap niscaya tak sedikitpun keyakinanku akan bertambah”
Maksudnya ia demikian yakin atas kebenaran segala tindakannya sehingga seakan-akan membacanya dari alam ghaib, dari sisi Allah, ada yang menyebutkan bahwa ini adalah ucapan khalifah ke empat yaitu Ali bin Abi Thalib.
3 ABU DARDA
Sahabat nabi ini pernah berkata “ Tanda tinggi nya pemahaman seseorang adalah ia selalu menyelesaikan segala urusannya sebelum mulai memasuki shalatnya , agar ia melakukan shalat nya dalam keadaan hatinya kosong dari memikirkan apa saja selain Allah SWT.
Berkatalah Abdullah bin Abbas :” Dua rakaat yang sedang –sedang saja panjangnya dengan diiringi tafakur (dengan penuh berfikir) adalah lebih baik(utama) dari pada melakukan shalat tahajjud semalam suntuk sedangkan hatinya lalai.
4 UMAR BIN KHATTAB
Ia pernah berkata di atas mimbar ,:”Ada kalanya seorang muslim mencapai usia lanjut sehingga beruban cambangnya. Namun tak satu pun shalat yang disempurnakannya untuk Allah SWT
Seorang bertanya “ Bagaimana hal itu bisa terjadi ya amirul mukminin ?
Umar menjawab: “ Karena ia tidak menyempurnakan khusyu' dan tawwadu nya serta tidak pula menghadap sepenuh hatinya kepada Allah SWT
5 MUSLIM BIN YASAR
Jika hendak shalat ia berkata kepada keluarganya :”Silahkan kalian berbicara saya tidak akan mendengar apapun yang kalian bicarakan”
Pada suatu hari ia shalat di masjid jami di kota basrah ,mendadak, ketika ia sedang shalat sebagian bangunan masjid itu roboh , orang-orang berbondong-bondong menyaksikan peristiwa itu, Namun Muslim bin Yasar tidak mengetahui apa-apa mengenai hal tersebut, sampai ia selesai melaksanakan shalatnya.
"Mengapa bisa terjadi demikian" ? karena khusyu'nya sehingga Muslim bin Yasar tak mendengar suara apapun. Segala perhatiannya hanya tertuju pada shalat itu sendiri.
6 KHALAF BIN AYYUB
Ketika shalat banyak lalat yang hinggap di kulitnya tapi dia tidak mengusir lalat-lalat tersebut.
Kemudian ada sesorang bertanya : "Kenapa tidak anda usir lalat-lalat itu ? tidakkah lalat-lalat itu mengganggu shalat anda"
Khalaf bin Ayyub menjawab: “Aku tidak akan membiasakan diri dengan sesuatu yang akan merusak shalatku”
Orang-orang tersebut penasaran dan bertanya lagi:” Bagaimana anda dapat bersabar atas hal itu"?
Berkata Khalaf bin Ayyub : "Aku pernah mendengar bahwa orang-orang fasik menunjukan ketabahan ketika didera dengan cambuk-cambuk para raja, itu di lakukan agar mereka disebut sebagai orang-orang yang tabah dan mereka pun bangga dengan ucapan seperti itu . sedangkan aku berdiri dihadapan tuhanku , patutkah aku bergerak hanya karena seekor lalat".?
7 ALI BIN ABI THALIB
Diriwayatkan bahwa ali bin abi thalib apabila tiba saat nya shalat, tubuhnya gemetaran dan wajahnya berubah ketika ditanya mengenai hal itu ia menjawab “ Telah tiba waktunya untuk melaksanakan amanat yang ditawarkan oleh Allah kepada langit dan bumi dan gunung-gunung" mereka semua menolaknya karena kuatir tidak dapat memikulnya , tapi kini aku memikulnya,”
Dalam beberapa tafsir disebutkan bahwa yang dimaksud dengan amanat pada surah al-ahzab ayat 72 adalah shalat
8 ALI ZAINAL ABIDIN BIN HUSAIN BIN ALI (CICIT NABI MUHAMMAD SAW)
Apabila selesai wudhu wajahnya berubah pucat pasi, pernah keluarganya menanyakan hal itu ,” mengapa anda seperti ini jika selesai berwudhu”?
Ia menjawab :” tidakkah kalian tahu, dihadapan siapa aku berdiri “? (Allah SWT)
9 HATIM AL-ASHAM
Ketika diminta untuk menggambarkan shalatnya, ia berkata :” bila datang waktu shalat, dia berwudhu dengan sempurna, aku pergi ketempat shalatku ,dan duduk di situ sampai tenang seluruh anggota tubuhku, setelah itu aku bangkit dan memulai shalatku, ku jadikan ka’bah diantara kedua mataku. Siratal Mustaqqim(jembatan) di bawah telapak kakiku. Surga disisi kananku, neraka disisi kiriku, dan malaikat maut (pencabut nyawa) dibelakangku. Kuperkirakan bahwa ini adalah shalatku yang terakhir dan aku pun berdiri diantara harapan dan kecemasan, aku bertakbir dengan hati mantab , dan membaca alqur’an dengan tartil, kemudian aku mulai ruku dengan hati merunduk dan bersujud dengan hati khusyu’ duduk diatas bagian tubuhku di sebelah kiri , menjadikan punggung kakiku sebagai alas , sembari menegakan kaki kananku di atas ibu jarinya. Ku ikuti semua itu dengan penuh keikhlasan dan setelah itu aku pun tak tahu apakah shalatku diterima atau tidak ?”
10 AMAR BIN YASIR
Suatu ketika dia memperpendek shalatnya dan ketika ditanyakan kepadanya :” Mengapa anda begitu cepat mengerjakan shalat" ?
Ia membalas bertanya : “ Apakah kalian melihatku mengurangi sesuatu dari ketentuan shalat?”
Mereka menjawab:”tidak”
Ammar kemudian menjelaskan: "aku ingin cepat-cepat menghindari kelengahan akibat gangguan syeitan. Rasulullah SAW bersabda: Ada kalanya seorang bershalat, namun tidak diterima dari setengah atau sepertiganya atau seperlimanya atau seperenamnya ataupun sepersepuluhnya. Sesungguhnya shalat yang diperhitungkan bagi seseorang hanyalah sekedar yang dikerjakannya dengan sadar”
11 ABUL “ALIYAH
Ia pernah ditanya tentang firman allah pada QS :AL-Maa’un ayat 5
Yang artinya:”orang-orang yang lalai dalam shalat nya”
Ia menjawab :“Mereka adalah orang-orang yang lengah dalam shalatnya sedemikian rupa sehingga tidak tahu berapa rakaat shalatnya itu genap atau ganjil”
Berkata Hasan Al-Basri: “ Yang dimaksud oleh firman Allah SWT tersebut adalah orang yang lalai waktu shalatnya ,sampai sudah lewat
Sebagaian berkata: “Ia adalah orang yang melaksanakan shalat di awal waktunya tidak merasakan kesenangan, dan bila mengerjakan diakhir waktunya tidak merasakan kesedihan . ia tidak menganggap menyegerakan shalat sebagai suatu kebaikan dan menunda-nunda shalat sebagai suatu dosa”
Kisah-kisah ini menunjukan bahwa pokok shalat adalah khusyu dan kehadiran hati . bahwa gerakan-gerakan tubuh, yang disertai keteledoran atau kelengahan sangat tak berguna di akhirat kelak. Jadi sudah benarkah shalat kita selama ini jika belum memohon lah ampun kepada Allah SWT
Kepada Allah SWT jua kita memohon taufiq dan petunjuknya
(sumber:bimbingan menuju shalat khusyu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar