Rabu, 04 November 2015

Kisah abu syahmah atau Ubaidillah bin Umar

Kisah Ketegaran Amirul Mukminin Sayidina Umar Bin Khathab Saat Mengadili Putranya

oleh ":zulkarnain prihartono (npa)

          Suatu ketika putra Umar Bin Khathab yang bernama Ubaidillah atau yang sering dikenal dengan nama Abu Syahmah putra dari pernikahan antara umar bin khathab dan zainab binti mazh'un saudara wanita dari utsman bin mazh'un


Abu Syahmah adalah seseorang yang tekun membaca AL-Qur'an dan pada suatu hari beliau sedang sakit keras  hingga hampir meninggal dunia. Akan tetapi dengan pertolongan dan kebesaran nya Allah SWT kemudian menyembuhkannya.


ketika badannya sehat wal'afiat, Abu Syahmah bertamu ke rumah seorang Yahudi dan ia disuguhi buah kurma dan arak. Sehingga pada saat itu beliau mabuk berat, dalam keadaan mabuk ,ia lalu pergi ke kebun Bani Najjar, Di kebun Bani Najjar ini Abu Syahmah bertemu dengan seorang wanita yang lantas ditidurinya, sehingga wanita malang tersebut hamil.


Pada saat anak nya telah lahir dan kondisi tubuhnya telah pulih, wanita tersebut membawa anaknya untuk menemui Khalifah Umar Bin Khathab, yang pada saat itu sedang berkumpul dengan para sahabatnya yang berada di masjid Rasulullah.  Dan di tempat suci inilah ia kemudian melaporkan kepada Umar Bin Khathab tentang kejadian yang telah menimpanya.


Mendenggar pengaduan dari wanita itu , Syaidina Umar Bin Khattab yang pada saat itu menjabat sebagai Khalifah kedua merasa terkejut bukan kepalang. Beliau tidak menyangka bahwa anaknya telah melakukan perbuatan yang begitu nista , meminum arak dan kemudian meniduri wanita yang tak berdaya.


Kepada wanita ini, Umar memberikan uang dan baju untuk kehidupan nya, setelah itu, ia lalu meminta kepada para sahabatnya agar tetap tinggal ditempat tersebut . Lalu Umar Bin Khathab bergegas pulang kerumah untuk menemui anaknya, Abu Syahmah, pada saat itu Abu Syahmah sedang makan siang.


"Makanlah wahai anakku, kurasa ini adalah makananmu terakhir didunia ini.'' kata Umar
mendengar apa yang dikatakan oleh ayahnya Abu Syahmah terkejut, ia lalu berkata,'' wahai ayahku, demi Allah aku tidak melakukan dosa ataupun maksiat . Aku tidak pernah menyembunyikan sesuatu kepadamu.


"Wahai anakku, aku akan bertanya kepadamu. Apakah engkau pernah meminum arak lalu pergi ke kebun Bani Najjar dan kemudian meniduri seorang wanita?".


Mendengar apa yang dikatakan oleh ayahnya, Abu Syahmah tidak dapat berkata apa-apa lagi. Ia menundukan kepalanya karena merasa sangat malu kepada ayahnya.


"Bicaralah wahai anakku. Jika engkau berkata benar maka engkau akan selamat dan apabila engkau berdusta maka engkau pasti akan binasa,''desak Umar.


"Wahai ayahkku memang aku telah melakukan hal itu tetapi aku sangat menyesalinya jawab Abu Syahmah".


"Wahai anakku, tiada guna bagimu, menyesal setelah kerugian. Engkau adalah anak Amirul Mukminin. Sesungguhnya engkau ingin mencemarkan aku diantara para sahabat Nabi"


Kemudian Umar memegang tangan Abu Syahmah dan sang anak pun bertanya ,'' Hendak di bawa kemanakah aku" ?


Engkau akan ku bawa kepada sahabat Rasulullah SAW. Aku akan mengambil hak Allah darimu didunia , sebelum diambil di akhirat  jawab Umar.

Aku mohon kepadamu, demi Allah ambilah hak itu dariku, hukumlah aku di tempat ini, jangan engkau cemarkan aku diantara sahabat Nabi saw.

 "Wahai anakku engkau telah mencemarkan dirimu serta ayahmu."

Ketika Umar sampai di Masjid Rasulullah para sahabatpun Bertanya." Ada apakah Wahai Amirul Mukminin ." 

"Wahai kaum Muslimin para sahabat Rasulullah anaku Abu Syahmah telah mengakui dosanya. Wanita itu berkata benar dia tidak berdusta." jawab Umar


Amirul mukminin lalu memanggil seorang sahaya yang bernama Mufih, seraya berkata "Hai Mufih telah beruntung hari ini orang yang menang. Deralah anakku, dan engkau bebas demi ridha Allah SWT".

Mendengar perintah Umar, Mufih sangat terkejut ia pun lalu berkata ,"Wahai Amirul Mukminin bagaimana aku menderanya"? "Jika aku memukul seekor unta tentulah akan mati dan jika ku pukul dinding tentulah akan roboh".


"Janganlah engkau berkata lagi, Ambilah cambuk dangan tanganmu, lalu pukulah anakku ke punggungnya, Sehingga ia merasa sakit didalam perutnya. Jika ia mati, maka itu memang ajalnya dan jika ia hidup, dia tidak akan lagi berbuat dosa seperti itu" jawab Umar


Mufih lalu mengambil cambuk dan mendekati Abu Syahmah, sambil berkata." Wahai Putra Amirul Mukminin jangan salahkan aku tapi salahkanlah dirimu sendiri. Allah telah memerintahkan dan Amirul Mukminin telah menyuruhku untuk memukulmu.


"Hai Mufih, Lakukanlah apa yang telah diperintahkan kepadamu, dan serukanlah bahwa inilah balasan bagi siapa saja yang mendurhakai Allah SWT dan meremehkan dosanya''. kata Abu Syahmah


Kemudian Mufih mengangkat tangan nya yang memegang cambuk, sampai terlihat ketiaknya, dan seterusnya ia mendera Abu Syahmah sepuluh kali.


"Wahai Ayahku, api menyala didalam tubuhku' , kata Abu Syahmah.

'Wahai anakku, sesungguhnya api didalam tubuh ayahmu api lebih panas lagi, Hai Mufih cambuklah dia" kata umar .Mufih pun lalu melaksanakan tugasnya ia mendera Abu Syahmah sebanyak duapuluh kali.

" Wahai ayahku, sekarang biarkan aku istirahat" pinta Abu Syahmah.

"Wahai anakku, seandainya para penghuni neraka bisa beristirahat ketika mereka memintanya, tentulah kami memberimu kesempatan untuk beristirahat." Hai Mufih cambuklah dia" kata Umar. Mufih kemudian mencambuknya tiga puluh kali.


"Wahai ayahku, aku mohon kepadamu, demi Allah biarkan aku bertobat" kata Abu Syahmah.

"Wahai anakku, jika sudah kuambil hak Allah darimu, maka jika mau, Boleh bertobat, dan jika engkau hendak berbuat lagi ,lakukanlah, tetapi nanti akan kuhukum seperti ini" . "Hai Mufih cambuklah dia"!. maka Mufih mencambuknya lagi sebanyak 40 kali.


"wahai ayahku, aku mohon kepadamu, demi Allah berilah aku minum seteguk saja untuk mendinginkan hatiku."  pinta Abu Syahmah.


"Wahai anakku, seandainya orang-orang yang disiksa di neraka boleh diberikan air  dingin yang nyaman, tentulah kami akan memberimu minum." Hai Mufih cambuklah dia lima puluh kali" kata Umar. maka Mufih segera melakukan nya.


"Wahai ayahku, aku mohon kepadamu, kasihanilah aku". pinta Abu Syahmah.

"Jika aku mengasihanimu didunia, maka engkau tidak dikasihani esok di akhirat".  Hai Mufih cambuklah dia." Mufih mencambuknya enam puluh kali.

"Wahai ayahku, aku mohon kepadamu, demi Allah mendekatlah dan peluklah aku sebelum mati ,Aku akan memelukmu.'" pinta Abu Syahmah

"Jika engkau hidup setelah pelaksanaan hukuman ini, maka aku akan memelukmu. Tetapi jika engkau mati, maka kita bertemu besok saja di atas Shiratal Mustaqim" Hai Mufih cambuk lagi dia" kata Umar. Mufih kini mencambuknya  tujuh puluh kali.

"Wahai ayahku, maut telah datang kepadaku" kata Abu Syahmah.

"Wahai anakku, jika engkau bertemu dengan Rasulullah SAW. Maka katakan kepadanya

"Umar Bin Khathab telah memukul dan membunuhku", Hai Mufih cambuklah dia. Mufih mencambuknya sebanyak delapan puluh kali.

Salah satu sahabat maju kehadapan Umar dan berkata "Wahai Amirul Mukminin, Suruhlah Mufih pergi dan tangguhkan cambukannya yang masih tersisa."

Namun umar tidak menggubris  saran dari para sahabatnya, Beliau bahkan berkata "Hai Mufih cambuklah dia ssembilan puluh kali.

Abu Syahmah mengangkat kepalanya kemudian berseru dengan suara sekeras-kerasnya.

"Assalamualaikum ya para sahabat Rasulullah, Ini adalah salam orang yang berpamitan, dan tidak akan kembali sampai hari kiamat.


Maka, Menangislah para sahabat rasulullah dengan suara keras. Sementara itu, Umar berkata lagi "Hai Mufih cambuklah dia sebanyak yang masih tersisa dari hak Allah SWT". Maka Mufih segera memukulnya seratus kali .


Setelah itu, Umar berkata kepada Mufih "Hai Mufih, angkatlah cambuk dari tubuh anakku itu, dan goyanglah dia". Ternyata Abu Syahmah telah meninggal dunia.


Mendapati anaknya yang telah mati, Umar lalu berkata '' Hai kaum muslimin ketahuilah bahwa anakku Abu Syahmah telah mati"

 Orang-orang berdatangan dari tempat itu dari berbagai penjuru, sehingga masjid penuh, tidak sedikit diantara mereka yang meneteskan air mata.

Ibunda Abu Syahmah datang seraya berkata “Selamat bagimu ,wahai anakku ,buah hatiku .aku titipkan engkau kepada Allah yang tak akan sia-sia titipan di sisinya”

Kemudian umar membawa jenazah anakknya kerumah untuk diurus sebagaimana mestinya.
Setelah peristiwa itu, salah seorang sahabat Nabi SAW, yakni Ibnu Abbas r.a bermimpi melihat Rasulullah SAW yang wajahnya tampak seperti bulan purnama, Beliau mengenakan baju putih, dan di hadapannya Abu Syahmah mengenakan baju hijau. Ibnu Abbas kemudian menghampiri Nabi sambil mengucapkan salam, dan kemudian mencium dahinya.

Nabi berkata kepada ibnu abbas “Wahai putra pamanku, sampaikan salamku kepada Umar dan katakan pesanku padanya".


(“semoga allah membalasmu dengan semua kebaikan atas jasamu,sebagaimana engkau tidak menyia-nyiakan hak allah sesudahku. Selamat bagimu ya umar atas berbagai istana dan kamar yang disediakan allah bagimu di syurga, di tempat yang disenangi disisi tuhan yang maha berkuasa “ itulah pesanku untuk Umar”)


Ibnu abbas bangun dari tidurnya dengan perasaan sangat gembira , karena melihat kegembiraan yang terpancar diwajah Rasulullah SAW. Keesokan harinya, dia segera menemui Umar Bin Khattab r.a dan menceritakan tentang mimpinya semalam serta menyampaikan pesan dari Nabi Muhammad SAW. Demikian salah satu kisah tentang ketegasan Umar Bin Khattab r.a ketika menjadi khalifah,


 (Sumber: misteri ,bahannya diambil dari kitab tanqihul qoul karya muhammad bin umar an-nawawi), semoga ada hikmah nya untuk kita semua amiiiin


Pesan : Nah begitulah kisah ketegasan khalifah Syaiddina Umar Bin Khattab saat mengadili putranya Abu Syahmah . Tentunya di zaman modern ini tentu banyak perbuatan zina yang sudah merajalela seperti zaman jahiliyah . sekarang zaman jahiliyah modern yang dimana melakukan perbuatan tersebut tanpa larangan dan hukuman di dunia, Ketahuilah kawan Allah MahaAdil Lagi MahaBijaksana. Jadi sebelum hukuman tersebut diambil oleh Allah melalui akhirat, kita harus bertaubat dan menutupi perbuatan tersebut dengan beriman kepada Allah, Menuruti segala printahnya , menjauhi larangannya . dan melakukan hal-hal yang baik. sesungguhnya Allah MahaPengasih Lagi Maha Penyayang yang senantiasa menerima taubat bagi hambanya. Aminnnnn ya robbal allamiiiinnnn .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar